Tari
Gong merupakan salah satu ekspresi seni masyarakat Dayak yang mendiami
Kalimantan Timur. Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan
seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah lembut dan
penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan, kepandaian dan lemah
lembut gerakan tari.
Sesuai dengan
nama tarinya, tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat
musik Sapeq ( alat musik yang dipetik
seperti kecapi).
Penari Gong
menggunakan busana berupa baju manik dan
Taah ( pakaian khas wanita yang
terdiri dari kain beludru yang dihiasi manik-manik, yang dipakai dengan cara
dililitkan pada pinggang, yang masing-masing ujung tali dililitkan dan berhenti
di pusar ), serta perlengkapan lainnya yang digunakan Lavung ( Topi yang dibuat dari rotan dan terdapat corak-corak
sesuai dengan corak baju dan Taah),
dan kalung yang terbuat dari manik-manik yang berwarna dan gigi atau taring
Macan, dan bulu burung Enggang yang dikenakan di kedua belah tangan penari.
Kesederhanaan
tari Gong terlihat pada gerak dan musik. Gerak pada tari Gong hanya beberapa
segmen tubuh saja yang bergerak, serta bentuk gerakannya diulang- ulang pada saat penari menuju Gong, saat berada di atas
Gong dan turun dari Gong. Tari Gong memiliki gerak kaki yang sederhana dalam
melangkah dan ayunan tubuh dan tangan yang lemah lembut. Kostum yang digunakan sangat
mewah karena terbuat dari manik-manik yang dirangkai menjadi motif – motif
binatang seperti motif Kalung Aso (Naga
Anjing), pola permainan musik yang mendukung tarian ini datar tidak terjadi
pergantian iringan dari awal hingga akhir tari.
Dilihat
dari gerak dan tatapan mata yang dimiliki lembut dan lincah karena disamakan
dengan sifat seekor burung, di mana burung mempunyai sifat yang cepat, lembut
dan lincah. Bentuk gerak dalam tari Gong ini tergolong sederhana, gerak
yang merupakan ekspresi yang menirukan
gerak hewan tiruannya seperti burung Enggang. Penari melakukan gerakan-gerakan
yang sederhana dan mudah. Dalam gerak yang melambangkan hubungan manusian dengan
burung Enggang terlihat dalam gemulai gerak tangan, tubuh dan kaki. Gerak pelan
pada tangan mengibaratkan kepak sayap burung Enggang.